KRONOLOGI TURUNNYA SURAH-SURAH AL-QURAN
Tidak diragukan lagi bahwa surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran tidak dihimpun dan dicatat menurut kronologi (urutan) turunnya kepada Rasulullah s.a.w. Ulama-ulama dahulu, khususnya ulama Ahlus Sunnah, dalam mengurutkan surat-surat dan ayat-ayat AlQuran berlandaskan pada atsar (perkataan atau perbuatan sahabat atau tabi'in). Di antara atsar - atsar yang dikemukakan berkenaan dengan masalah ini adalah sebuah atsar yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas. Dia berkata: "Apabila pembukaan suatu surat diturunkan di Makkah, maka pembukaan itu ditulis di kota ini.
Kemudian Allah menambahnya. Adapun surat-surat yang pertama kali diturunkan (secara berurutan) adalah sebagai berikut:
1. Al-'Alaq 30. Al-Qiyamah 59. Al-Mukmin
2. Al-Qalam 31. Al-Humazah 60. As-Sajdah
3. Muzammil 32. Al-Mursalat 61. Asy-Syura
4. Al-Muddatstsir 33. Qaf 62. Az-Zuhruf
5. Al-Masad 34. Al-Balad 63. Ad-Dukhan
6. At-Takwir 35. Ath-Thariq 64. Al-Jatsiah
7. Al-A'la 36. Al-Qamar 65. Al-Ahqaf
8. Al-Lail 37. Shad 66. Adz-Dzariyat
9. Al-Fajr 38. Al-A'raf 67. Al-Ghasyiah
10. Adh-Dhuha 39. Al-Jin 68. All-Kahfi
11. Asy-Syarh 40. Yasin 69. An-Nahl
12. Al-'Asr 41. Al-Furqan 70. Nuh
13. Al-'Adiyat 42. Al-Malaikah 71. Ibrahim
14. Al-Kautsar 43. Maryam 72. Al-Anbiya'
15. At-Takatsur 44. Thaha 73. Al-Mukminun
16. Al-Ma'un 45. Al-Waqi'ah 74. Fusshilat
17. Al-Kafirun 46. Asy-Syu'ara 75. Ath-Thur
18. Al-Fil 47. An-Naml 76. Al-Mulk
19. Al-Falak 48. Al-Qasas 77. Al-Haqah
20. An-Nas 49. Bani Israil 78. Al-Ma'arij
21. Al-Ikhlas 50. Yunus 79. An-Naba'
22. An-Najm 51. Hud 80. An-Nazi'at
23. 'Abasa 52. Yusuf 81. Al-Infithar
24. Al-Qadr 53. Al-Hijr 82. Al-Insyiqaq
25. Asy-Syams 54. Al-An'am 83. Ar-Rum
26. Al-Buruj 55. Ash-Shafat 84. Al-Ankabut
27. At-Tin 56. Luqman 85. Al-Muthaffifin
28. Quraisy 57. Saba'
29. Al-Qari'ah 58. Az-Zumar
Inilah daftar surat-surat yang diturunkan di Makkah. Sedangkan surah-surah yang turun di Madinah (secara berurutan) adalah sebagai berikut:
86. Al-Baqarah 96. Ar-Rahman 106. Al-Hujurat
87. Al-Anfal 97. Al-Insan 107. At-Tahrim
88. Ali Imran 98. Ath-Thalak 108. Al-Jum'ah
89. Al-Ahzab 99. Al-Bayyinah 109. At-Taghabun
90. Al-Mumtahanah 100. Al-Hasyr 110. Ash-Shaf
91. An-Nisa' 101. An-Nasr 111. AI-Fath
92. Az-Zalzalah 102. An-Nur 112. Al-Maidah
93. Al-Hadid 103. Al-Haj 113. Al-Bara'ah. [3]
94. Al-Qital 104. Al-Munafiqun
95. Ar-Ra'd 105. Al-Mujadalah
Menimbang Hadis Ibnu Abbas dan Lainnya
Seperti telah Anda ketahui bahwa hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas di atas mengatakan bahwa jumlah surat Al-Quran adalah seratus tiga belas, dan dia tidak menyebut al-F.atihah. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Ikrimah disebutkan bahwa jumlah surat AI-Quran adalah seratus sebelas, dan di dalamnya tidak disebutkan surat-surat al-Fatihah, al-A'raf dan as-Syura. Al-Baihaqi juga meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas, yang di dalamnya disebutkan bahwa jumlah seluruh surat Al-Quran adalah seratus empat belas.[4]
Ada dua perbedaan antara dua riwayat ini dan hadis Ibnu Abbas di atas.
Pertama, kedua riwayat ini menyebutkan Surat al-Muthaffifin sebagai termasuk surat Madaniah, sedangkan hadis Ibnu Abas memasukkannya ke dalam kelompok surat Makkiah.
Kedua, dalam dua riwayat ini, urut-urutan surat-surat Al-Quran berbeda dengan uruturutan yang disebutkan dalam hadis Ibnu Abbas di atas.
Diriwayatkan dari Ali bin Abu Thalhah sebuah hadis lain yang menyatakan bahwa surat-surat di bawah ini diturunkan di Madinah, yaitu: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa', al-Maidah, al-Anfal, at-Taubah, al-Haj, an-Nur, al-Ahzab, Muhammad, al-Fath, alHadid, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, al-Hawariyyin (ashShaf), at-Taghabun, ath-Thalaq, at-Tahrim, al-Fajr, a:-Lail, al-Qadr, al-Bayyinah, az-Zalzalah dan an-Nasr. Selebihnya diturunkan di Makkah.[5]
Tampaknya hadis dari Ali bin Abi Thalhah ini bermaksud membedakan antara surat-surat Makkiah dan Madaniah tanpa mempertimbangkan urutan turunnya, karena tak pelak lagi dua surat (al-Maidah dan at-Taubah) terletak sesudah surat yang sering disebut-sebut (an-Nisa' dan al-Anfal). Hadis ini memasukkan al-Fajr, al-Lail dan al-Qadr ke dalam kelompok Madaniah, sementara hadis-hadis terdahulu memasukkannya ke dalam kelompok Makkiah. Hadis ini juga memasukkan surat-surat arRa'd, ar-Rahman, al-Insan, al-Jum'ah dan al-Hujurat ke dalam kelompok Makkiah, padahal dalam hadis-hadis terdahulu dimasukkan ke dalam kelompok Madaniah.
Sedangkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Qatadah dikatakan bahwa di Madinah diturunkan surat-surat: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa', al-Maidah, Bara'ah, ar-Ra'd, anNahl, al-Haj, an-Nur, al-Ahzab, Muhammad, al-Fath, al-Hujurat, al-Hadid, ar-Rahman, al-Mujadalah, al-Hasyr, al-Mumtahanah, ashShaf, al-Jum'ah, al-Munafiqun, at-Taghabun, ath-Thalak, at-Tahrim, az-Zalzalah dan an-Nasr. Selebihnya diturunkan di Makkah.[6]
Hadis ini menyalahi hadis-hadis terdahulu, khususnya hadis lain yang diriwayatkan dari Qatadah sendiri mengenai surat al-Muthaffifin, al-Insan dan al-Bayyinah. Tidak mungkin menjadikan hadishadis ini sebagai sandaran, karena tidak mempunyai nilai sebagai hadis keagamaan dan catatan kesejarahan. Arti dari tidak mempunyai nilai keagamaan ialah karena sanad-nya tidak bersambung sampai kepada Rasulullah s.a.w., dan tidak diketahui apakah Ibnu Abbas mempelajari urutan turunnya surat-surat itu dari Nabi s.a.w. atau orang lain, atau hasil pemikirannya sendiri.
Sedangkan arti dari tidak mempunyai nilai sebagai catatan sejarah ialah karena Ibnu Abbas mengalami hanya masa sebentar bersama Rasulullah s.a.w., sehingga dia tidak dapat menyaksikan proses turunnya seluruh surat dan ayat Al-Quran. Jika tentang urutan turunnya surat-surat ini bukan hasil pemikirannya sendiri, berarti ia meriwayatkannya dari seseorang yang tidak diketahui. Karena tidak jelas sumbernya, maka ia tidak memiliki nilai dalam dunia ilmiah.
Sekiranya sahih, hadis-hadis ini termasuk hadits ahad. Dalam ushul fiqh telah dijelaskan bahwa hadits ahad bukan merupakan hujah dalam masalah di luar fikih. Jika demikian, satu-satunya jalan untuk mengetahui Makkiah dan Madaniah adalah merenungkan dan inengkaji ayat-ayat Al-Quran, sampai di mana kesesuaiannya dengan yang berlangsung sebelum atau sesudah hijrah. Jalan ini sangat bcrguna untuk membedakan antara Makkiah dan Madaniah. Kandungan surat al-Insan, al-'Adiyat dan al-Muthaffifin membuktikan bahwa surat-surat ini adalah Madaniah, meskipun dalam beberapa hadis disebutkan sebagai Makkiah.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.