Asy- Syaikh Al Imam Abu Nashr Muhammad bin Abdirrahman Al Hamdani rahimullah (Semoga rahmat Allah terlimpah padanya) berkata: Ketahuilah bahwasanya Dzat Pencipta Yang sangat besar kekuasaan-Nya dan sangat tinggi kalimat-Nya serta berkesinambungan nikmat-nikmat-Nya (yakni Allah SWT) telah menghiasi tujuh perkara dengan tujuh perkara dan menghiasinya pula bagi tiap-tiap yang tujuh perkara itu dengan tujuh perkara lainnya, untuk memberitahukan kepada orang-orang yang berilmu bahwasanya di dalam angka tujuh itu mempunyai keunikan, rahasia yang sangat besar dan kedudukan yang sangat agung di sisi Allah, Maharaja yang memiliki kemanfaatan.
Pertama: Allah menghiasi udara ini dengan tujuh lapis langit sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat An Naba ayat 12, yang artinya:
“Dan Kami (Allah) jadikan di atas kamu tujuh (langit) yang kukuh.”
Kemudian Allah menghiasi langit itu dengan tujuh bintang, sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al Hijr ayat 16, yang artinya:
“Dan sungguh Kami telah menjadikan gugusan bintang di langit dan Kami telah menghiasinya bagi orang-orang yang memandangnya”
Tujuh bintang yang dimaksud adalah; Bintang Zuhal, Binta Musytari, Bintang Marikh, Bintang Syamsu, Bintang Zahro, Bintang Athorid dan Bintang Qomar.
Kedua: Allah telah menghiasi padang (tanah) yang lapang dengan tujuh lapis bumi. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Ath Thalaq ayat 12, yang artinya:
“Allahlah yang telah menciptakan tujuh langit dan bumi seperti itu pula…”
Kemudian Allah menghiasinya (bumi) itu dengan tujuh lautan. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Luqman ayat 27, yang artinya:
“… dan laut, ditambahkan kepadanya tujuh laut lagi sesudahnya…”
Ketiga: Allah telah menghiasi neraka dengan tujuh tingkatan, yaitu: Jahannam, Sa’ir, Saqor, Jahim, Huthomah, Ladho dan Hawiyah. Kemudian Allah menghiasinya pula dari tiap-tiap neraka dengan tujuh pintu. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hijr ayat 44, yang artinya:
“Neraka itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu telah ditetapkan untuk golongan yang tertentu dari mereka.”
Keempat: Allah menghias Al Quran (kitab suci umat Islam) dengan tujuh surat yang panjang. Kemudian Allah menghiasinya pula dengan tujuh ayat ummul kitab (Al-Fatihah/pembuka kitab) sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hijr ayat 87, yang artinya:
“Dan sesungguhnya Kami (Allah) tealh berikan kepadamu (Muhammad) tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang (yakni Al Fatihah) dalam Al-Quran yang agung.”
Kelima: Allah menghias manusia dengan tujuh anggota badan, yaitu dua tangan, dua kaki, dua lutut dan satu wajah. Kemudian Allah menghiasinya dengan tujuh peribadatan, yaitu: dua tangan dengan doa, dua kaki dengan berkhidmat, dua lutut dengan duduk, dan wajah (muka) dengan sujud. Firman Allah Ta’ala dalam surat Al-Alaq ayat 19 yang artinya:
“… dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).”
Keenam: Allah menghias umur manusia dengan tujuh tingkatan/tahapan. Pada masa baru lahir dinamakan tahapan rodhi’ (menyusu), kemudian tahap fathim (disapih), tahapan shobiyyi (bayi), tahapan gulam (masa kanak-kanak), kemudian tahapan syaab (pemuda/remaja), kemudian tahapan kuhul (yakni menginjak usia antara 30-50 tahun), dan menginjak tahapan Syaikh (masa tua). Dan selanjutnya Allah menghias tujuh tahapan umur ini dengan tujuh kalimat: yaitu ucapan/kalimat LAA ILLAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASULLULAH
Dalam hal ini Allah Ta’ala berfirman dalam surat Al Fath ayat 26, yang artinya:
“… dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat taqwa (Laa ilaaha illallaah) dan mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memiliknya.”
Ketujuh: Allah menghiasi dunia ini dengan tujuh negeri yang besar, yaitu: 1) Hidustan, 2)Hijaz, 3) Bashrah, Badiyah, dan Kufah, 4) Irak, Syam (Siria), Khurasan sampai Balakh), 5) Roma dan Armenia, 6)Negeri Ya’juj dan Ma’juj, dan 7) CIna Turkistan.
Kemudian Allah menghias tujuh negeri yang besar itu dengan tujuh hari, yaitu Sabtu, Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. Dan Allah memuliakan tujuh hari ini dengan tujuh Nabi, yaitu: Allah memuliakan Nabi Musa as. Dengan hari Sabtu, Isa bin Maryam as dengan hari Ahad, Dawud as. dengan hari Senin, Nabi Sulaiman as. dengan hari Selasa, Nabi Ya’kub dengan hari Rabu, Nabi Adam as. dengan hari Kamis, dan Nabi Muhammad SAW beserta umatnya dengan hari Jumaat.
7 Saf ahli neraka ;
- Munafiqun – Abdullah bin Ubai (Rasulullah SAW hadiah jubahnya sebagai kafan beliau, tapi tidak menyolatkanya)
- Musyrikun – Namrud (zaman Nabi Ibrahim)
- Zindiqun – (Abdullah bin Saba’ – Yahudi menyamar Islam/sekutu Yahudi)
- Zalimun – Firaun (Isterinya ahli syurga)
- Fasiqun – Yazid bin Muawiyyah(anak penulis wahyu/bunuh cucu Nabi)
- Jahilun – Abu Jahal (Bapa saudara tapi upah bunuh Rasulullah SAW - 100 ekor unta/=100 buah Pajero now)
- Murtadun – Akan disahihkan oleh Imam Mahadi a.s kelak
KOMEN DARI:
Ym Tok Kadok Mqtk-qsi Setelah dia tahu, demi ilmu pengetahuan, apa erti jarak dekat jarak jauh, apa erti benda dan tenaga, apa ukuran perjalanan cahaya dalam hitungan tahun yang mereka panggil tahun cahaya, maka bertambah kecil dirinya. Akhirnya diri itu sendiri tidak ada lagi, yang tinggal hanya bumi tempat dia berdiam. Tetapi setelah diketahui lebih jauh lagi, ternyata bumi pun kecil dan ada lagi yang lebih besar dari dia. Bahkan bumi tidak bererti di bandingkan dengan makhluk Allah yang berlapis-lapis, berjuta lapis di luar bumi.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.